Sesampainya di rumah, barulah kuperhatikan buah itu baik-baik, memperhatikannya sebagaimana kebiasaanku iseng-iseng sibuk memperhatikan suatu objek yang jarang diperhatikan. Di punggung, atau di dada buah itu, masing-masing tertera label yang menjelaskan buah itu memiliki merek dan asal musal, dari kebun si petani mana datangnya.
Buah-buahan impor. Seketika saya tersenyum tipis dan mengabadikannya dalam sebuah foto. Begitu baikkah bangsa ini, memperkaya kaum tani di negeri sebrang dengan mengimpor buah-buahan yang bisa dihasilkan oleh kebun-kebun di Indonesia?.
Kualitas? aduh mungkin lidah orang-orang berbeda. tapi lidahku bersaksi, jeruk dari Australia ini kecut. Tak semanis warna dan labelnya!
Mengkonsumsi buah memang perlu. Tapi bagaimanan dengan mengimpor buah-buahan?
![]() |
Label menentukan rasa? |
![]() |
Buah Impor |