Kalau bukan karena rasa sedih sering mendengar keluhan petani, mana mau saya pusing-pusing masuk sebagai Caleg.
Kalau bukan karena rasa peduli dengan nasibmu, mana mau saya jadi Caleg begini.
Kaulah Pak Tani, golongan orang yang bekerja paling keras, tahan banting berhadapan dengan kondisi alam, panas terik, hujan, dan angin kencang. Kalaupun gagal panen tidak patah semangat. Tetapi tingkat kesejahteraan susah meningkat.
Salah satu tulang punggung bangsa ada di Pak Tani. Kalau Petani mogok kerja. Bisa-bisa bubar kita sebagai bangsa.
Tapi kenapa petani sulit sekali sejahtera.
Jangankan sejahtera, dapat pupuk saja susah. Sistemnya sudah RIBET, jatahnya kurang mencukupi.
Modal garap sawah saja susah. Untung sekarang bayar uang Appajjeko bisa dibayar setelah panen.
Saya begini karena, pak Tani.
Banyak kawan dan keluarga bertanya: Kenapa mauko pusing-pusing jadi Caleg? Masuk ke Politik?
Keputusan ini saya ambil karena, Pak Tani.
Pak Tani butuh perwakilan di Dewan, biar ada tong yang membuat aturan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
Biar ada tong perwakilan di Dewan yang bisa memantau dan mengawasi pembagian bantuan ke petani.
Biar ada tong perwakilan di Dewan yang bisa mendorong peningkatan anggaran untuk memajukan pertanian..
Tugas itu perlu diperjuangkan oleh Anggota Dewan dari kalangan Petani, bukan oleh mereka yang sekedar pehatian pada petani saat mereka butuh suara 5 tahun sekali.
Saya begini karenamu, Pak Tani.
Sekarang saya berusaha menjadi Calon Pewakilanmu, tetapi kau berharap sogokan beli suara dariku???
Uang sogok beli suara itu akan habis 1 atau dua hari, Pak Tani.
Mana lebih berharga dengan adanya perwakilan Petani di Dewan???
Temanika berjuang 🙏
Bukan karena uang
Tapi demi masa depang.
Temanika berjuang, karena perjuanganku ini karena keluh kesahmu, Pak Tani 🙏
Surat Terbuka ini atas nama hati yg tulus.
Sallangku
Ahmad Husain
